Setiap rasul memiliki mukjizat yang berfungsi untuk menegaskan kebenaran kenabian dan ajarannya. Sebagai contoh, nabi Musa memiliki mukjizat berupa tongkat, nabi Isa menyembuhkan orang buta dan orang kusta serta menghidupkan orang mati dengan izin Allah, mukjizat penutup para nabi dan rasul selaras dengan zamannya, ia relevan di seluruh tempat dan waktu selama manusia masih ada, yaitu Al Qur’an yang mulia. Al Qur’an adalah kitab petunjuk, dan kitab yang berberkah ini adalah mukjizat dalam segala hal, kedudukannya sebagai mukjizat tetap berlaku sebagai bukti kebenaran Rasulullah dan ajarannya, dan bahwasanya beliau diutus oleh Sang maha pencipta, maha pemberi rezki, maha hidup dan maha pengurus makhluk-Nya, dan ia adalah kitab suci yang diutus bersama penutup para nabi dan rasul, relevan sepanjang waktu dan tempat, disamping mukjizat-mukjizatnya yang telah disebutan sebelumnya. Al Qur’an juga sebagai mukjizat dalam wawasan-wawasan ilmiah sebagaimana yang dijelaskan oleh hasil penelitian para peneliti kontemporer tentang penjelasan Al Qur’an tentang ilmu sains yang baru ditemukan pada abad sekarang, diantaranya sebagai contoh: tahapan penciptaan manusia dan penciptaan janin dengan sangat rinci, ratusan tahun sebelum manusia mengetahuinya sedikitpun darinya {Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik} [QS. Al Mukminun:12-14]
Dan firman-Nya {Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?} [QS. Az zumar:6]
Dan ketika para dokter kembali pada referensinya dan penemuan-penemuan ahli, mereka dapati sebagaimana yang difirmankan oleh Sang maha tahu.
Tambahan penjelasan tentang letak indera perasa manusia pada tubuhnya, Allah berfirman {Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana} [QS. An Nisa:56]
Dan penjelasan tentang luasnya alam semesta, Allah Ta’ala berfirman {Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa}[QS. Adz dzariyat:47]
Dan penjelasan tentang perputaran matahari pada rotasinya. Allah Ta’ala berfirman {Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui} [QS. Yasin:37-38]
Dan sunnah nabi juga tidak terlepas dari mukjizat ini; Dari ummul mukminin, Aisyah berkata: Rasulullah- shallallahu alahi wa sallam- bersabda: «Setiap manusia diciptakan memiliki tiga ratus enam puluh tulang ruas, siapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih, beristigfar, menyingkirkan batu dari jalanan atau duri atau tulang, atau melakukan amar makruf nahi munkar, sebanyak jumlah tulang ruas tersebut maka pada hari itu ia telah membebaskan dirinya dari neraka» (HR.Muslim)
Kenyataan ilmiah yang ada sekarang bahwa tanpa tulang-tulang ruas tersebut dalam tubuh manusia, ia tidak akan dapat menikmati hidup ini, ia tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai pemimpin di bumi. Dari sini, maka manusia wajib bersyukur kepada Allah Ta’ala setiap hari atas nikmat ini, yang bersaksi untuk Sang pencipta tentang keindahan takdir pada setiap ciptaan. Dan perkara mukjizat dalam hadits ini bahwa Nabi menyebutkan jumlah tulang ruas manusia dengan teliti di zaman yang belum tersedia bagi siapapun pengetahuan tentangnya. Bahkan mayoritas manusia di awal abad duapuluh satu ini tidak mengetahuinya, bahkan sebagian ahli ilmu kedokteran tidak mengetahuinya!! Hingga akhirnya ditemukan bahwa jumlah tulang ruas manusia dalam tubuh manusia adalah tigaratus enampuluh tulang ruas sebagaimana yang telah disebutkan Rasulullah empat belas abad yang lalu, 147 tulang pada tulang belakang, 24 tulang pada tulang dada, 86 tulang pada setengah badan bagian atas tubuh manusia, 88 tulang pada setengah badan bagian bawah tubuh dan 15 tulang pada bagian panggul.
Pertanyaan yang muncul adalah: siapakah pencipta selain Allah yang dapat mengajarkan penutup para nabi dan rasul tentang perkara ilmiah yang sangat spesial itu, yang mana ilmu manusia belum sampai padanya kecuali di penghujung abad dua puluh?!
Dan siapa yang dapat mengajak Nabi untuk menyelam ke dalam ilmu gaib seperti ini?! Kalau bukan Allah Ta’ala Maha tahu dengan ilmu-Nya yang Maha luas bahwa manusia suatu saat akan mengetahui anatomi tubuh manusia, maka cahaya ini yang terdapat dalam hadits yang mulia sebagai saksi kebenaran terhadap kenabian Rasul penutup ini, dan kebenaran hubungannya dengan wahyu dari langit.
Hanya saja, jalan ilmu dan peradaban jika tidak menjadi jalan kepada akhlak mulia, ia akan menjadi peradaban yang porak-poranda dan ilmu untuk kehancuran, kesengsaraan dan kebinasaan, bukan untuk membahagiakan dan membantu manusia! Sebagaimana jalan kebahagiaan tanpa disertai ilmu dan peradaban adalah khayalan semata. Maka, jalan ilmu dan peradaban tanpa akhlak akan menghancurkan pribadi, masyarakat dan umat manusia...