Pondasi hukum dan akidah dari jalan kebahagiaan berdiri di atas prinsip akhlak dalam segala hal, mulai dari prilaku dan etika terhadap Allah Ta’ala hingga akhlak dan etika terhadap diri sendiri, kawan, kerabat, tetangga serta prilaku terhadap musuh dan lawan, hingga prilaku terhadap hewan dan benda-benda serta lingkungan dan tumbuh-tumbuhan. Semua itu mencakup akhlak dalam ucapan dan perbuatan, bahkan dalam hati dan pemahaman. Allah Ta’ala berfirman menegaskan salah satu prinsip dari prinsip akhlak mulia: {Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia}
[QS. Al Baqarah:83]
Dan Allah berfirman dalam rangka menetapkan prinsip akhlak mulia: {Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan} [QS. Al Mukminun:96]
Dan siapa yang memperhatikan isi Al Qur’an maka ia akan dapati penuh dengan perintah kepada akhlak mulia, perhatikan ayat-ayat berikut, Allah Ta’ala berfirman:
{Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)} [QS. Ar Rahman:60]
Dan friman- Nya: {Dan janganlah kamu melupakan kebaikan di antara kamu} [QS. Al Baqarah:237]
Dan firman- Nya juga: {“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan”} [QS. Yusuf:18]
Dan firman- Nya: {Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik} [QS. Al Hijr:85]
Dan firman- Nya: {Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh} [QS. Al A’raf:199]
Dan firman- Nya: {Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”}
[QS. Al Qashash:55]
Dan firman- Nya; {Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia} [QS. Fushshilat:34]
Dan akhlak Nabi sesuai dengan Al Qur’an, betapa tidak, Allah Ta’ala telah memujinya dalam firman- Nya:
{Dan sungguh engkau berada di atas akhlak yang mulia} [QS. Al Qalam:4]
Oleh karena itu, beliau diutus dengan sebuah syariat yang meletakkan akhlak mulia pada posisi yang tidak ditempati oleh perkara lain. Rasulullah bersabda: «Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah yang terbaik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik perilakunya terhadap isterinya» (HR. Baihaqi). Dan sabdanya: «Kebajikan adalah akhlak mulia dan dosa adalah apa yang bergejolak dalam dadamu dan engkau tidak senang manusia mengetahuinya» (HR. Muslim)
. Dan sabdanya: «Sungguh kekejian dan perbuatan keji bukan bagian dari Islam, dan keislaman manusia yang terbaik adalah yang terbaik akhlaknya» (HR. Ahmad). Dan sabdanya: «Tidak ada yang paling memberatkan timbangan seorang beriman pada hari kiamat lebih dari akhlak mulia, dan Allah sangat membenci orang yang berbuat buruk dan ucapan kotor». (HR. Baihaqi). Dan sabdanya: «Sungguh orang yang paling aku senangi dan paling dekat denganku adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di akhirat adalah orang yang paling buruk akhlaknya, (yaitu) yang banyak bicara dengan meremehkan orang lain lagi sombong» (HR. Ahmad)
Akhlah dalam Islam universal dan sempurna, mulai dari:
Akhlak mulia terhadap Allah mencakup tiga perkara:
Pertama: Iman kepada- Nya dan membenarkan berita dari- Nya. Allah Ta’ala berfirman tentang diri- Nya: {Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah?} [QS. An Nisa:87]
Konsekuensi membenarkan firman Allah adalah beriman kepada-Nya, membela-Nya dan berjihad di jalan-Nya, tidak dimasuki keraguan atau kesamaran dalam berita-berita dari Allah ‘Azza wa Jalla dan berita rasul-Nya.
Kedua: menerima dan melaksanakan hukum-hukum Allah, tidak menolak satupun dari hukum Allah. Jika ia menolak satu dari hukum Allah maka ini adalah akhlak buruk kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Allah melarang kita mendahulukan pendapat atau hawa nafsu di atas firman-Nya. Allah Ta’ala berfirman: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui}
[QS. Al Hujurat:1]
Ketiga: menerima takdir-Nya dengan penuh ridha dan sabar. Berakhlak mulia kepada Allah terhadap takdir-Nya adalah dengan rela dan menerima serta tenang menghadapi takdir dan ketetapan Allah. Oleh karena itu, Allah memuji orang-orang sabar dalam firman-Nya: {Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”} [QS. Al Baqarah:155-156]
Orang-orang fanatik mengklaim bahwa Muhammad hanya ingin ketenaran pribadi, kedudukan dan kekuasaan. Demi Allah, sungguh tidak demikian, dalam dada orang besar ini, penghuni padang pasir dan gurun, yang memiliki jiwa besar yang dipenuhi oleh rasa kasih sayang, kebaikan, kelembutan, kebajikan dan hikmah
Kesiapan orang ini untuk menghadapi penindasan demi keyakinannya dan akhlak mulia orang yang beriman kepadanya dan mengikutinya serta menjadikannya sebagai pemimpinnya, disamping keberhasilan-keberhasilannya yang besar.. semua itu menunjukkan keadilan dan kebersihan yang mengakar dalam pribadinya. Maka anggapan bahwa Muhammad hanya sekedar mengklaim adalah anggapan yang menimbulkan banyak masalah yang tidak ada solusinya, bahkan tidak ada tokoh sejarah barat yang tidak mendapatkan penghargaan yang layak seperti apa yang diperlakukan terhadap Muhammad
Engkau tidak dapati dalam Al Qur’an satu ayatpun kecuali menunjukkan rasa cinta yang sangat kepada Allah, di dalamnya terdapat anjuran kuat untuk bermoral melalui kaidah-kaidah khusus tentang perilaku akhlak, di dalamnya juga terdapat ajakan kepada sikap saling lemah lembut dan niat baik serta memaafkan penghinaan, di dalamnya terdapat murka bagi sikap sombong dan pemarah, ada isyarat bahwa dosa bisa dengan pikiran dan pandangan, ada motivasi untuk menunaikan janji walaupun terhadap orang kafir, ajakan untuk bersikap rendah hati, dan cukuplah seluruh firman yang penuh dengan hikmah dan petunjuk itu sebagai bukti bersihnya dasar-dasar akhlak dalam Al Qur’an, ia mengetahui segala sesuatu
Allah memerintahkan berbuat baik kepada seluruh manusia, khususnya kepada kedua orang tua dan kerabat dekat; dan mereka adalah keluarga yang harus disambung hubungan silaruturrahimnya, serta tetangga. Allah Ta’ala berfirman:
{Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling}
[QS. Al Baqarah:83]
Dan firman-Nya: {Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa} [QS. Al Baqarah:177]
Dan firman-Nya: {Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya}
[QS. Al Baqarah:215]
Dan firman-Nya: {Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu}
[QS. Al Anfal:74-75]
Dan firman-Nya:
{Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri}
[QS. An Nisa:36]
Dan firman-Nya: {Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran} [QS. An Nahl:90]
Dan firman-Nya: {Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros- pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas}[QS. Al Isra:23-28]
Dan firman-Nya: {Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung} [QS. Ar Rum:38]
Dan firman-Nya: {Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu} [QS. An Nisa:1]
Dan firman-Nya: {Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?} [QS. Muhammad:22]
Dan firman- Nya: {Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)} [QS. Ar Ra’d:19-25]
Dan akhlak dalam Islam tidak terkait dengan kawan, sahabat, kerabat dan tetangga saja, bahkan lebih dari itu, hingga akhlak terhadap musuh walaupun ia memerangi umat Islam. Dengan demikian, mencakup seluruh manusia. Allah Ta’ala berfirman: {Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba- tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah- olah telah menjadi teman yang sangat setia} [QS. Fushshilat:34]
Dan Allah melarang perbuatan melampaui batas terhadap orang yang memerangi kita. Ia berfirman: {Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas}[QS. Al Baqarah:190]
Lihatlah akhlak Islam terhadap musuh dalam perintah Nabi -shallallahu alahi wa sallam- kepada pasukan yang akan berangkat ke medan jihad di jalan Allah dan memerangi musuh, beliau bersabda: «Jangan melanggar perjanjian, jangan mencuri hasil harta perang, jangan mencincang dan jangan membunuh anak-anak serta penghuni-penghuni rumah ibadah (orang-orang yang sedang beribadah)» (HR. Ahmad). Sungguh menakjubkan perkara agama yang memerintahkan akhlak ini terhadap musuh yang memerangi umat Islam, adapun selain orang yang memerangi Islam -walaupun ia musuh- maka Allah telah perintahkan untuk berbuat baik dan adil kepadanya. Allah Ta’ala berfirman: {Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil}[QS. Al Mumtahanah:8]
Idealisme yang bertujuan untuk merekatkan persudaraan orang-orang beriman seluruhnya dalam Islam merupakan faktor penting yang menarik manusia dengan kuat kepada akidah ini
Akhlak Islam meluas hingga mencakup akhlak terhadap hewan-hewan. Rasulullah shallallahu alahi wa sallam- bersabda: “Ada seorang wanita yang disiksa akibat ia mengurung seekor kucing hingga mati, maka ia masuk neraka, (akibat) ia tidak memberinya makan dan minum ketika ia kurung, tidak juga ia melepaskannya agar dapat makan serangga daratan” (HR. Bukhari). Bahkan Allah memerintahkan berbuat baik ketika menyembelih hewan, beliau bersabda: «Sungguh Allah telah perintahkan untuk berbuat baik pada segala sesuatu, jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah menajamkan pisau dan menenangkan sembelihan» (HR. Muslim).
Islam juga datang dengan adab dan etika terhadap lingkungan dan penampilan umum; Ia mengajak untuk tidak boros yang mengakibatkan sumber daya alam terkuras dan habis. Allah Ta’ala berfirman: {Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan} [QS. Al Baqarah:60]
Dan firman-Nya: {dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan”} [QS. Asy Syu’ara:151-152]
Demikian juga sumber daya alam lainnya seperti air dan selainnya yang mana Islam telah beri perhatian besar terhadapnya. Allah Ta’ala berfirman: {Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?} [QS. Al Anbiya:30]
Dan firman-Nya juga:
{Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)} [QS. An Nahl:65]
Di samping Al Qur’an al Karim, Rasulullah dengan tugasnya juga mengajak untuk menjaga lingkungan dan unsur-unsurnya, dimana sunnah Nabi penuh dengan ajakan yang berulang untuk menjaga lingkungan. Diantaranya sabda beliau: «Hindarilah tiga laknat: buang air besar di saluran air, jalanan dan tempat berteduh» (HR. Abu Daud), dan sabdanya: «Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau pohon lalu burung atau manusia atau hewan memakan darinya kecuali itu menjadi sedekah baginya» (HR. Muslim). Dan sabdanya: «Jika kiamat terjadi sementara di tangan kalian bibit tanaman, jika ia mampu menanamnya sebelum ia bangkit maka hendaklah ia melakukannya» (HR. Ahmad). Suatu ketika Rasulullah lewat di hadapan Sa’ad sementara ia berwudhu, lalu ia bersabda: «Mengapa boros air?” Sa’ad bertanya: “Apakah ketika berwudhu juga tidak boleh boros?” beliau bersabda: “Ya, walaupun engkau berada di sungai yang mengalir» (HR. Ibnu Majah). Inilah yang dilakukan para sahabat berupa akhlak mulia terhadap lingkungan hingga pada saat peperangan dengan musuhnya, Abu Bakr telah mewasiatkan pemimpin pasukan: «Jangan sekali-kali kalian membunuh anak kecil, wanita, orang tua renta, jangan menebang pohon berbuah, jangan membunuh kambing dan sapi kecuali untuk dimakan, jangan merobohkan bangunan yang dihuni, jangan menenggelamkan pohon kurma dan jagan juga membakarnya» (HR. Malik)
Dalam Al Qur’an al Karim tidak memisahkan antara manusia dan lingkungan, ilmu Islam merangkul kekayaan terbesar yang bertumpuk-tumpuk berupa hikmah dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada ummat manusia
Ada baiknya kita memaparkan beberapa wasiat tentang akhlak yang terdapat dalam Al Qur’an dan hadits Nabi, diantaranya:
Allah Ta’ala berfirman: {Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat} [QS. An Nisa:58]
Dan firman-Nya:
{Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan- Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan- jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan- Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa} [QS. Al An’am:151-153]
Dan firman- Nya: {Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik}[QS. Al A’raf:56]
Dan firman-Nya: {Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan}[QS. Hud:115]
Dan firman-Nya: {Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)} [QS. Al Isra’:29-39]
Dan firman-Nya: {Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan} [QS. Ali Imran:133-134]
Dan firman-Nya: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal} [QS. Al Hujurat:11-13]
Dan firman- Nya: {Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai} [QS. Lukman:17-19]
Dan firman-Nya: {Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan} [QS. Al Furqan:63]
Dan firman-Nya: {Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri} [QS. An Nisa:36]
Dan firman-Nya: {Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya} [QS. Ali Imran:159]
Jika kita berangkat ke taman hadits-hadits Nabi, kita dapati di dalamnya sejumlah pohon keimanan, kita dapat memetik darinya buah matang berupa akhak terpuji dan prinsip-prinsip mulia, diantaranya:
- Rasulullah -shallallahu alahi wa sallam- bersabda: «Diharamkan bagi neraka setiap orang yang ringan, lembut, mudah dan akrab dengan manusia» (HR.Tirmidzi)
- Dan sabdanya kepada salah seorang sahabatnya: «Sungguh terdapat pada dirimu dua sifat yang dicintai oleh Allah: sikap santun dan tidak tergesa-gesa» (HR.Ahmad).
- Dan sabdanya: «Tidak ada suatu benda berharga pun yang aku sembunyikan dari kalian semua, maka siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya. Siapa yang mencukupkan diri (dari meminta-minta), maka Allah akan mencukupinya, dan siapa yang menyabarkan dirinya, maka Allah akan menjadikannya bersabar. Dan tidaklah seseorang mendapat karunia yang lebih baik dan lebih luas melebihi dari kesabaran» (HR.Muslim).
- Dan sabdanya: «Kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta benda, namun hakikat kekayaan adalah kaya hati» (HR.Bukhari).
- Dan sabdanya: «Bukanlah orang kuat yang mampu adu kekuatan, namun orang kuat adalah yang mampu mengontrol diri ketika marah» (HR.Bukhari).
- Dan sabdanya: «Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia» (HR.Ahmad).
- Dan sabdanya: «Sungguh Allah telah mewahyukan kepadaku: Bersikap rendah hatilah dan jangan kalian saling menzalimi» (HR.Ibnu Majah).
- Dan sabdanya: «Setiap kebaikan adalah sedekah, dan merupakan bagian dari kebaikan adalah engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri dan engkau menuangkan isi wadahmu ke wadah saudaramu» (HR.Tirmidzi).
Dan sebagai penutup, kita dapati bahwa hubungan antara kebahagiaan hakiki dengan akhlak mulia sangat kuat dan erat. Akhlak mulia adalah satu-satunya sumber kebahagiaan manusia, tanpa akhlak mulia kebahagiaan tidak akan dicapai, dan manusia tidak menuai dalam kehidupannya selain Kekecewaan, penderitaan, kesengsaraan, kesuraman dan kesulitan. Oleh karena itu, kebahagiaan adalah faktor pendorong terkuat untuk berakhlak dengan akhlak mulia, karena ia tahu benar bahwa tanpa akhlak mulia ia tidak akan dapat merasakan kebahagiaan hakiki dan hari nikmat dan kesenangan.