Orang-orang Bani Israil mendiskusikan diantara mereka apa yang mereka dapatkan dari nabi Ibrahim bahwa akan lahir dari keturunannya seorang pemuda yang nantinya raja Mesir binasa di tangannya, dan berita ini tersebar luas di kalangan Bani Israil hingga sampai ke telinga Fir’aun, lalu sebagian gubernurnya menyampaikan hal itu kepadanya. Maka ia perintahkan untuk membunuh seluruh anak laki-laki dari kalangan Bani Israil sebagi bentuk waspada akan datangnya pemuda itu. Pada saat itu orang-orang Bani Israil hidup di bawah tekanan dan kezaliman Fir’aun {Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan} [QS. Al Qashash:4]
Dan Allah Ta’ala ingin memberi karunia kepada orang-orang lemah dari kalangan Bani Israil {Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu} [QS. Al Qashash:5-6]
Kendatipun Fir’aun telah berusaha menghalangi kedatangan Musa, sampai-sampai ia mengutus beberapa orang bersama dukun beranak mengecek keberadaan wanita-wanita hamil dan mengetahui waktu persalinannya, sehingga tidaklah seorang wanita melahirkan anak laki-laki kecuali langsung disembelih oleh algojo, namun Allah Ta’ala ingin memperlihatkan Fir’aun dan Haman serta pasukannya apa yang mereka khawatirkan.
Ketika ibu nabi Musa melahirkannya: {Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul} [QS. Al Qashash:7]
Ia mengkhawatirkannya, maka ia meletakkannya dalam kotak dan melemparnya ke laut {Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah}
[QS. Al Qashash:8]
Dan isteri Fir’aun merasa suka dengan Musa {Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari}
[QS. Al Qashash:9]
Adapun ibu Musa: {Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”. Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya}
[QS. Al Qashash:10-13]
Dan nabi Musa -alaihis salam- tumbuh dewasa di rumah sang zalim, Fir’aun {Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). Musa mendoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Musa berkata: “Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”} [QS. Al Qashash:14-17]
Tapi, setelah beliau membunuh musuhnya dan musuh seorang dari Bani Israil {Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya)”. Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”}
[QS. Al Qashash:18-21]
Maka ia keluar dari Mesir menuju Madyan {Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”} [QS. Al Qashash:22-24]
Kemudian kedua putri nabi Syu’aib -alahis salam- mengabarkan ayahnya tentang kondisinya, maka nabi Syu’aib mengutus salah seorang putrinya untuk menemui nabi Musa -alahis salam- {Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”}
[QS. Al Qashash:25]
Dan nabi Musa sampai kepada nabi Syu’aib {Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu’aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”} [QS. Al Qashash:25]
Ketika putrinya melihat amanah nabi Musa -alahis salam- {Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”} [QS. Al Qashash:26]
Maka nabi Syu’aib meminta kepada nabi Musa {Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”} [QS. Al Qashash:27-28]
Ketika nabi Musa menyelesaikan waktu yang disepakati bersama, beliau berangkat bersama keluarganya {Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”} [QS. Al Qashash:29]
Pada saat itulah diwahyukan kepadanya {Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”} [QS. Al Qashash:30-32]
Tapi nabi Musa -alaihis salam- takut kepada Fir’aun disebabkan ia telah membunuh musuhnya dan kendala pada lidahnya {Musa berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”} [QS. Al Qashash:33-34]
Dan ia memohon kepada Allah untuk mengangkat saudaranya, Harun sebagai pembantunya {dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami”. Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa”} [QS. Thaha:29-36]
Ketika keduanya menemui Fir’aun dan menyampaikan kepadanya misin, yaitu mengajaknya kepada ibadah hanya kepada Allah Ta’ala semata tanpa syirik kepadanya dan membebaskan tawanan dari kalangan Bani Israil yang berada dalam kekuasaan dan tindasannya serta membiarkan mereka menyembah Tuhannya dengan bebas dan mentauhidkan-Nya serta berdoa kepada-Nya. Tapi Fir’aun sombong dan malah melakukan kezaliman dan melampaui batas serta memandang remeh kepada nabi Musa dengan mengatakan kepadanya: {“Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. Dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna”} [QS. Asy Syu’ara:18-19]
Maka nabi Musa menjawabnya: {“Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf”} [QS. Syu’ara:20]
Yakni: sebelum aku diberi wahyu dan turun kepadaku{“Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul”} [QS. Syu’ara:21]
Kemudian beliau menaggapi Fir’aun yang mengungkit-ungkit kebaikan dan jasanya dalam memelihara nabi Musa: {“Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil”}
[QS. Asy Syu’ara:22]
Yakni: jasa yang kamu sebutkan itu bahwa kamu telah berbuat baik kepadaku, padahal aku hanya seorang dari Bani Israil dibandingkan dengan perbudakan terhadap seluruh masyarakat Bani Israil dalam menjalankan perkerjaan dan pelayanan kepadamu. Kemudian Fir’aun bertanya tentang Tuhan yang disembah oleh nabi Musa: {Fir’aun bertanya: “Siapa Tuhan semesta alam itu?”}
[QS. Asy Syu’ara:23]
Nabi Musa memberi jawaban yang cukup memuaskan: {Musa menjawab: “Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya”} [QS. Asy Syu’ara:24]
Lalu Fir’aun mulai mengejek: {Berkata Fir’aun kepada orang-orang sekelilingnya: “Apakah kamu tidak mendengarkan?”} [QS. Asy Syu’ara:25]
Namun nabi Musa terus menjalankan dakwahnya tanpa mempedulikan siapa pun {Musa berkata (pula): “Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu”}[QS. Asy Syu’ara:26]
Dan Fir’aun semakin congkak: {Fir’aun berkata: “Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila”} [QS. Asy Syu’ara:27]
Tapi rasul Allah, Musa, tidak mundur sedikitpun {Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal”} [QS. Asy Syu’ara:28]
Fir’aun sang diktator sombong yang telah kehabisan argumentasi, akal dan logika mulai menggunakan ancaman: {Fir’aun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu {salah seorang yang dipenjarakan”} [QS. Asy Syu’ara:29]
Sebagaimana nabi Musa tidak gentar dengan ejekan terhadap dakwahnya, demikian juga ancaman tidak membuatnya mundur, beliau menjawab: {Musa berkata: “Dan apakah (kamu akan melakukan itu) kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?” Fir’aun berkata: “Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orang-orang yang benar”. Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata. Dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya} [QS. Asy Syu’ara:30-33]
Maka Fir’aun takut manusia beriman kepadanya {Fir’aun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada sekelilingnya: Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai, ia hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kamu anjurkan?” Mereka menjawab: “Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (ahli sihir), niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu”} [QS. Asy Syu’ara:34-37]
Setelah Fir’aun menyaksikan segala bukti-bukti nyata, ia sombong, berdusta dan enggan {Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir’aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). Berkata Fir’aun: “Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya). Berkata Musa: “Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik”. Maka Fir’aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang} [QS. Thaha:56-60]
Nabi Musa khawatir mereka ditimpa azab {Berkata Musa kepada mereka: “Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa”. Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan} [QS. Thaha:61]
Lalu mereka berselisih, sebagian mengatakan: ini bukan seperti ucapan penyihir {Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka)} [QS. Thaha:62]
Tapi mereka kembali lagi dan mayoritas mereka mengatakan {Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya beruntunglah oran yang menang pada hari ini} [QS. Thaha:63-64]
{Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka} [QS. Thaha:66]
Nabi Musa khawatir para tukang sihir itu mempengaruhi orang-orang {Maka Musa merasa takut dalam hatinya} [QS. Thaha:67]
Dan datang kepadanya perintah dari Allah {Kami berkata: “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”} [QS. Thaha:68-69]
{Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan}[QS. Al A’raf:117-118]
Dan sebuah kejutan {Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah}{mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam. (yaitu) Tuhan Musa dan Harun”} [QS. Al A’raf:119-122]
{Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”} [QS. Thaha:70]
Dan reaksi Fir’aun adalah ancaman konyol {Berkata Fir’aun: “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma”} [QS. Thaha:71]
Namun jawaban mereka sangat mengejutkannya dan sebagai bukti bagaimana iman berbuat terhadap orang beriman {Mereka berkata: “Tidak ada kemudharatan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami, sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman”} [QS. Asy Syu’ara:50-51]
Dan Fir’aun terus menindas orang-orang beriman sehingga Allah menghukumnya dan orang-orang yang bersamanya {Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akantetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui}[QS. Al A’raf:130-131]
Tetapi mereka tidak beriman dan tidak juga bertaubat {Mereka berkata: “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu”. (132) Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa} [QS. Al A’raf:132-133]
Tatkala mereka kewalahan {Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) merekapun berkata: “Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu”. Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya}[QS. Al A’raf:134-135]
Ketika mereka tidak penuhi sedikitpun apa yang mereka ucapkan dan janjikan, bahkan mereka ingkar janji {Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu} [QS. Al A’raf:136]
Dan ketika penduduk Mesir larut dalam kekufuran dan kesombongannya karena mengikuti rajanya, Fir’aun, dan menyelisihi nabi Allah dan rasul-Nya, Musa bin Imran -alahis salam-, dan Allah Ta’ala telah menegakkan bukti-bukti nyata dan kuat terhadap penduduk Mesir, memperlihatkan kepada mereka perkara-perkara luar biasa yang membuat pandangan terperanjat dan mengherankan akal, namun demikian mereka tidak berhenti dan kembali, tidak ada yang beriman kecuali sebagian kecil dari kaum Fir’aun, para tukang sihir dan seluruh masyarakat Bani Israil. Dan mereka menyembunyikan keimanannya karena takut kepada kezaliman dan kebengisan Fir’aun, dan Allah mewahyukan kepada nabi Musa dan saudaranya, nabi Harun -alaihimas salam-, untuk menyiapkan rumah-rumah bagi kaumnya yang berbeda dengan rumah-rumah pengikut Fir’aun, agar mereka dalam keadaan siap berangkat jika datang perintah untuk pergi dan mereka saling mengenal tempat tinggalnya dan agar mereka beribadah kepada Allah di dalamnya {Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”} [QS. Yunus:87]
Kemudian Allah mewayuhkan kepada nabi Musa {Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”} [QS. Asy Syu’ara:52]
Namun balasan Fir’aun adalah {Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir’aun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga”}[QS. Asy Syu’ara:53-56]
Dan Allah berkehendak {Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil} [QS. Asy Syu’ara:57-59]
Lalu mereka mengejar Bani Israil {Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit} [QS. Asy Syu’ara:60]
Ketika mereka sampai ke Bani Israil {Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”} [QS. Asy Syu’ara:61]
Akan tetapi jawaban nabi Musa dipenuhi rasa yakin kepada Allah, mengenal dan tawakkal kepada-Nya {Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”} [QS. Asy Syu’ara:62]
Hidayah dan rahmat Allah pun datang {Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang} [QS. Asy Syu’ara:63-68]
Dan di saat yang genting ini {Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka)} [QS. Yunus:90]
Di sini, Fir’aun telah yakin bahwa ia akan mati tenggelam {Hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”} [QS. Yunus:90]
Namun ia terlambat, maut telah datang menjemputnya {Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan} [QS. Yunus:91]
Dan Allah menyempurnakan nikmat-Nya bagi Bani Israil dengan ditenggelamkannya musuhnya. Ketika mereka telah melewati lautan {Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”} [QS. Al A’raf:138]
Yakni: permintaan orang bodoh setelah diberi karunia berupa keselamatan dari bahaya Fir’aun dan pasukannya {Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan} [QS. Al A’raf:138-139]
Kemudian nabi Musa -alaihis salam- pergi ke tempat dan waktu yang dijanjikan oleh Allah {Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan}{jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan”} [QS. Al A’raf:142]
Dan Allah berbicara dengan nabi Musa, Ia berbicara khusus kepadanya dan memilihnya jadi seorang rasul {Allah berfirman: “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”}[QS. Al A’raf:144]
Dan Allah memberinya karunia berupa peringatan dan Taurat yang berisi hukum-hukum Allah {Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik} [QS. Al A’raf:145]
Setelah beliau menyempurnakan waktu yang telah dijanjikan dan Tuhannya memberinya Taurat, nabi Musa kembali ke kaumnya, tiba-tiba beliau dapati mereka {Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: “Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi”} [QS. Al A’raf:148-149]
Berita itu membuat nabi Musa sangat terpukul {Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: “Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah}{kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim”. Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang”} [QS. Al A’raf:150-151]
Dan beliau mengatakan kepada Samiri yang membuat patung anak lembu {“Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?”}[QS. Thaha:95]
Lalu ia jawab {Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku”} [QS. Thaha:96]
Nabi Musa menjawabnya dengan tegas untuk mencegah kesyirikan kepada Allah {Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu”} [QS. Thaha:97-98]
Kemudian nabi Musa membawa mereka menuju tanah suci setelah mengambil lembaran-lembaran Taurat {Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya} [QS. Al A’raf:154]
Dan ada sebagian dari Bani israil yang tidak menerima isi dari Taurat, maka Allah mengangkat gunung di atas mereka {Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka): “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”}[QS. Al A’raf:171]
Lalu mereka tetap mengambilnya kendati ia adalah petunjuk dan rahmat karena takut akan tertimpa gunung. Dan Bani Israil terus keras kepala terhadap nabi Musa, suatu ketika mereka membunuh seorang kaya dari kalangan Bani Israil, sepupunya sendiri yang datang kepadanya di malam hari dan menyembelihnya! Mereka berselisih dan saling menuduh, setiap orang menyangkal pembunuhan itu. Kemudian mereka mengadukan hal itu kepada nabi Musa dan dengan tidak beradab mereka berkata kepada beliau: “Wahai Musa, jika engkau benar-benar seorang nabi maka tanyalah Tuhanmu”! Maka Allah perintahkan nabi Musa : “Wahai Musa, suruhlah orang-orang Bani Israil untuk mengambil seekor lembu dan menyembelihnya, lalu mereka ambil salah satu anggota tubuh lembu itu dan memukulkannya pada orang yang terbunuh itu, Saya akan menghidupkannya dan membuatnya berbicara serta menyebutkan siapa yang membunuhnya”. Allah Ta’ala berfirman: {Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti} [QS. Al Baqarah:72-73]
Kemudian nabi Musa berkata: “Sembelihlah seekor lembu”, sekiranya mereka menyembelih lembu apa saja maka itu sudah cukup, namun mereka mempersulit diri, Allah Ta’ala berfirman melalui lisan nabi Musa: {“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”}
[QS. Al Baqarah:67]
Kaumnya berkata: {Mereka menjawab: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu”} [QS. Al Baqarah:68]
Mereka mempersulit diri maka Allah mempersulitnya {Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda”} [QS. Al Baqarah:68]
Tidak berumur dan juga tidak muda {Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu”} [QS. Al Baqarah:68]
Lalu mereka semakin mempersulit diri sendiri {Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya”} [QS. Al Baqarah:69]
Padahal Allah tidak meminta kepada mereka warna tertentu dan tidak mempersyaratkan itu {Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya”}
[QS. Al Baqarah:69]
Kemudian mereka berembuk di tempat tertutup lalu kembali kepada nabi Musa: {Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)”} [QS. Al Baqarah:70]
Dan nabi Musa menjawabnya: {Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya”. Mereka berkata: “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu} [QS. Al Baqarah:71]
Akhirnya mereka keliling ke pelosok-pelosok kampung Bani Israil mencari sapi itu, dan setelah mengalami kesulitan akhirnya mereka mendapatkannya dengan harga mahal, mereka pun menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak laksanakan. Lalu mereka memukulkan bagian dari anggota tubuh sapi itu kepada sang mayat yang mereka perselisihkan tentang pembunuhnya. Mayat itu bangkit dari kuburannya dan hidup kembali dengan izin Allah, lalu nabi Musa bertanya kepadanya: “Siapa yang membunuhmu”, ia menjawab: “Orang ini” {Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti} [QS. Al Baqarah:73]
Ketika mereka sampai ke tanah suci, mereka menemui kaum yang bertubuh besar {Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain”. Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya”}
[QS. Al Maidah:20-22]
{Mereka berkata: “Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja”} [QS. Al Maidah:24]
Maka Allah mencela mereka akibat keberatan mereka berangkat bersama nabi Musa sehingga Allah menghukumnya dengan membuat mereka tersesat arah akibat meninggalkan jihad dan menyelisihi rasulnya. Lalu nabi Musa berkata: {“Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”} [QS. Al Maidah:25]
Kemudian Allah mengabulkan permintaannya: {Allah berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu”} [QS. Al Maidah:26]
Pada waktu itu mereka berjalan di muka bumi tanpa arah yang jelas baik di siang hari maupun di malam hari, pagi dan sore.